Jumat, 29 Juni 2012

Opini Publik Dalam Kajian Komunikasi Politik

Jika berbicara mengenai opini publik dalam komunikasi politik maka pembicaraan tidak akan lepas dari yang namanya khalayak komunikasi politik, mengapa seperti itu ? karena opini publik tidak akan terbentuk apabila dalam komunikasi politik tidak ada khalayak sebagai sumber informasi dalam menyampaikan pesan politik. 

Pengertian Khalayak :
Khalayak adalah sejumlah orang yang heterogen. Mereka menjadi khalayak komunikasi politik segera setelah mereka “mengkristal” menjadi opini publik. Khalayak /Penerima adalah partisipan yang aktif dalam berkomunikasi dengan sumber/ komunikator. 

Menurut Hennesy (dalam Nasution 1990), berkenaan dengan pelapisan khalayak komunikasi politik, membedakan publik sebagai berikut : 1. Publik umum (general public), 2. Publik yang penuh perhatian (the attentive public), 3. Elit opini dan kebijakan (the leadership public). Di antara semuanya, elit opini dan kebijakan merupakan kalangan yang paling aktif minatnya dalam masalah kepemerintahan dan seringkali sebagai pelaku politik. Sedangkan publik attentive merupakan khalayak yang menaruh perhatian terhadap diskusi-diskusi antar elit politik dan seringkali termobilisasi untuk bertindak dalam kaitan suatu permasalahan politik. Publik umum terdiri dari hampir separuh penduduk, dalam kenyataannya jarang berkomunikasi dengan para pembuat kebijakan. 

Jadi, Dengan mengikuti paradigma Lasswell maka dapat disimpulkan di bagian ini akan kita bahas mengenai “kepada siapa (to whom) pesan politik itu disampaikan” atau kita sebut saja dengan istilah khalayak Komunikasi Politik yang dimana didalamnya terbentuk opini publik dari semua pesan dan pembicaraan politik yang mendapat perhatian kemudian diolah dan diproses sehingga dapat menjadi pengertian dan pengetahuan. Hasil proses berpikir selanjutnya ialah keputusan, yaitu membentuk opini atau pendapat dan kesimpulan yaitu menyusun opini publik atau pendapat.

Pengertian Opini Publik :
Menurut Dan Nimmo, opini publik adalah suatu proses yang menggabungkan pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan usulan-usulan yang dinyatakan oleh pribadi warga negara terhadap kebijakan yang dibuat oleh pejabat pemerintah yang bertugas untuk mencapai ketertiban sosial dalam situasi yang menyangkut konflik, sengketa, dan ketidaksepakatan menganai apa yang harus dilakukan dan bagaimanan melakukannya.

Karakteristik Opini Publik :
Floyd Allport (1954:55-56) mengumpulkan 12 karakteristik Opini Publik yaitu :
  1. Opini Publik merupakan perilaku manusia individu-individu,
  2. Dinyatakan secara verbal,
  3. Melibatkan banyak individu,
  4. sStuasi dan objeknya dikenal secara luas,
  5. Penting untuk orang banyak,
  6. Pendukungnya berbuata atau bersediauntuknya,
  7. Disadari,  kesadaran bahwa tiap situasi beda reaksinya,
  8. Diekspresikan,  sikap atau pendapat  melibatkan ekspresi, 
  9. Pendukungnya tidak mesti berada pada tempat yang sama,
  10. Bersifat menentang atau mendukung sesuatu, adanya pro kontra,
  11.  Mengandung unsur pertentangan sebagai upaya menuju tujuan bersamaa
  12. Efektif untuk mencapai objektivitas dalam mencapai tujuan bersama/mereka.

Fungsi dan Peran Opini Publik :

Jeremy Benthan menyatakan bahwa Opini Publik berfungsi sebagai social control (kontrol sosial) dan berperan sebagai dasar dalam membangun negara demokrasi.

Selain itu, Emory S. Bogardus (1949:484) mengemukakan bahwa Opini Publik mempunyai tiga fungsi sebagai keutuhan dalam kehidupan sosial dan politik. Ketiga fungsi itu ialah:
  1. Opini pubik dapat memperkuat undang-undang dan peraturan-peraturan, sebab tanpa dukungan pendapat umum, undang-undnag dan peraturan-peraturan itu tidak akan berjalan,
  2. Opini Publik merupakan pendukung moral dalam masyarakat; dan
  3. Opini Publik dapat menjadi pendukung eksistensi lembaga-lembaga sosial dan lembaga-lembaga politik.
Menurut Bogardus, Opini Publik juga berfungsi dan berperan sebagai pemancaran dari moral suatu masyarakat karena moral memberikan standar nilai-nilai yang dianggap pantas dan harus ditaati oeh individu-individu . Individu yang melanggar moral akan mendapat sanksi tradisional.

Selain Opini Publik berfungsi sebagai sebuah kekuatan politik dalam kehidupan bernegara juga Opini Publik mempunyai fungsi dalam kehidupan sosial dan individu.

Pada hakikatnya, the cognitive function, berarti Opini Publik befungsi memberikan pengertian, sehingga dengan adanya pengertian itu seseorang dapat objektif menanggapi persoalan atau masalah yang merebak dalam masyarakat. Fungsi ini penting karena individu sebagai manusia seringkali diliputi dan dikuasai oleh sifat curiga dan sifat langsung memberi vonis sebelum memahami betul tidaknya suatu masalah. Sedangkan the identification function, yakni Opini Publik berfungsi memperkenalkan pendapat-pendapat yang merupakan kesepakatan kelompok kepada individu-individu anggotanya. Hal ini diperlukan karena individu juga cenderung berbuat sama dengan yang dilakukan untuk membantu memecahkan ketegangan individu-individu yang tergabung dalam suatu kelompok, antara lain dengan melakukan pembagian tugas antar sesama anggota kelompok.

Pendekatan Prinsip Kajian Opini Publik :
  1. pengukuran kuantitatif terhadap distribusi opini,
  2. penelitian terhadap hubungan internal antara opini individu yang membentuk opini publik pada suatu permasalahan,
  3. deskripsi tentang atau analisis terhadap peran publik dari opini publik,
  4. kajian baik terhadap media komunikasi yang memunculkan gagasan yang menjadi dasar opini maupun terhadap penggunaan media oleh pelaku propaganda dan manipulasi
Proses Pembentukan Opini :
Opini memiliki beberapa proses yang dikenal dengan konstruksi, yaitu :
1. Konstruksi personal. Opini berupa pengamatan dan interpretasi atas sesuatu dengan sendiri dan  subjektif.
 2. Konstruksi sosial,  Opini yang dimana didalamnya terdiri dari beberapa konstruksi antara lain : 
  • Opini kelompok, opini pribadi di atas kemudian diangkat dalam kelompok tertentu. Maka jadilah opini kelompok.
  • Opini rakyat, opini yang tersistematiskan melalui jalur yang bebas seperti pemilihan umum atau hasil polling.
  • Opini massa, opini yang berserakan, ini bisa berbentuk budaya atau konsensus. Inilah yang oleh para politikus disebut sebagai opini publik.
Ketiga opini hasil konstruksi sosial diatas dihubungkan dengan kegiatan pejabat publik yang mengurus masalah kebijakan umum, dan Inilah opini publik yang dikaji dalam komunikasi politik. Contohnya yaitu dalam pemilihan presiden, banyak pemberi suara yang membawa kepada kampanye pemilihan konsepsi tentang sifat-sifat yang paling diinginkan kepada pemegang jabatan pemerintah. Citra tentang pemegang jabatan yang ideal ini memberikan garis besar, atau standar, yang digunakan oleh pemberi suara untuk dibandingkan dan menilai sifat-sifat yang dipersepsinya pada kandidat yang benar-benar mencalonkan diri untuk jabatan. 

Adapun  pendapat Cultip dan Center, menyatakan bahwa pembentukan Opini Publik terjadi karena :
  1. Sejumlah orang menyadari suatu situasi dan masalah yang dianggap perlu dipecahkan. Maka orang-orang ini mencari beberapa alternatif sebagai pemecah masalahnya, hal mana didasarkan pada fakta yang diperolehnya.
  2. Beberapa alternatif lain sebagai saran pemecahan masalah diketemukan, sehingga terjadilah diskusi tentankemungkinan penerimaan salah satu atau beberapa alternatif.
  3. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan pilihan terhadap salah satu atau beberapa alternatif yang disetujui bersama melalui pelaksaan keputusan yang telah di ambil, terbentuklah suatu pengelompokan baru dan dipupuklah kesadaran kelompok.
  4. Berdasarkan keputusan dirumuskanlah suatu perincian pelaksanaan dan tindakan dalam bentuk program sebagai konsep kerja yang mencari dukungannya lebih luas, bukan saja dalam kelompok yang telah menerimanya, akan tetapi juga diluarnya sehingga terjadilah diskusi secara menjalar di kelompok-kelompok lain.