Selasa, 05 Juni 2012

Teori Kultivasi : Dampak Menonton Televisi Bagi Anak - Anak

Apa dampak menonton televisi bagi anak-anak menurut pandangan teori kultivasi ? Sebelum menjawab pertanyaan itu ada baiknya kita mengetahui apa itu televisi dan apa itu teori kultivasi. Televisi adalah bagian yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari kita. Dramanya, iklannya, beritanya, dan acara lain membawa dunia yang relatif koheren dari kesan umum dan mengirimkan pesan ke setiap rumah. Dan Teori Kultivasi adalah salah satu teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan dampak media bagi khalayak. Teori sosial ini meneliti efek jangka panjang dari televisi pada khalayak. Menurut teori kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama dimana para penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak kita tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Ini artinya, melalui kontak kita dengan televisi, kita belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya serta adat kebiasannya. Lalu apa dampak menonton televisi bagi anak-anak dan apa penyebabnya ? 

Saat ini, televisi merupakan salah satu bagian yang penting dalam sebuah rumah tangga, di mana setiap anggota keluarga mempunyai akses yang tidak terbatas terhadap televisi. Dengan terpaan media yang terus menerus akan memberikan gambaran tentang adegan kekerasan, perilaku tidak terpuji yang dapat ditemukan pada sinetron, drama, atau kartun mempunyai sedikit pengaruh tetapi sangat penting di dalam mengubah sikap, kepercayaan, pandangan anak-anak yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya begitupun terhadap tingkah laku anak-anak dan akhirnya membawa dampak negative. Mengapa semua ini terjadi ? Karena televisi mampu mempengaruhi penontonnya, sehingga apa yang ditampilkan di televisi dipandang sebagai sebuah kehidupan yang nyata, kehidupan sehari-hari dan dengan merupakan cara yang paling sederhana dan paling murah untuk menunjukkan bagiamana seseorang berjuang untuk mempertahankan hidup, dan bagi yang maniac menonton televisi tindak kekerasan yang ditayangkan akan dianggap sebagai pelajaran berharga tentang berbagai ‘kenyataan hidup’, yang cenderung dipenuhi berbagai tindakan kekerasan.

Misalnya jika anak menonton televisi yang menampilkan adegan penindasan terhadap anak yang lemah maka akan ada adegan dimana anak yang ditindas melawan, menangis, bahkan mengadukan ke kakak mereka kemudian kakaknya pun melakukan perkelahian untuk membalas ke anak-anak yang membuat adiknya menangis. Seharusnya adegan seperti ini ditiadakan saja karena anak-anak perlu diberi tontonan yang lebih layak yang anti kekerasan dengan menayangkan adegan yang spenuh cinta, saling memaafkan, dan adegan si kakak memberi nasehat kepada adik dan teman-teman adiknya. Tetapi bagi mereka pecandu televesi adegan perkelahian seperti contoh diatas dianggap sesuatu hal yang wajar bagi mereka dan bahkan menganggap adegan seperti itu merupakan sebagai pembelajaran agar tidak menjadi korban penindasan. 

Contoh lain dapat kita jumpai di sinetron-sinetron yang ditayangkan di stasiun televisi swasta dimana belakangan ini sangat tidak mendidik untuk ditonton oleh anak-anak baik yang menointon sendiri maupun didampingi oleh orangtua mereka karena didalam sinetron tersebut menggambarkan adanya diskriminasi terhadap anak-anak yang kurang mampu dengan menunjukkan sikap yang kurang ajar, tidak menghargai teman, bahkan tidak sungkan-sungkan sosok orangtuapun dimasukkan dalamn sinetron yang meremehkan dan mengata-ngatai seseorang secara jelas diperlihatkan dalam sinetron dengan mengeluarkan cemohan yang menyimbolkan golongan sosial dan ekonomi. Dan bagi para pecandu itu adalah hal yang biasa dan memang benar adanya karena menurut mereka apa yang terjadi pada masyarakat saat ini memang seperti itu, seperti yang dicerminkan dalam sinetron-sinetron. Padahal didunia nyata tidak semua orangtua bersikap seperti itu,. jikapun ada perbandingannya antara 100 : 1.

Menonton televisi berhubungan dengan teori kultivasi karena inti dari penelitian mengenai kultivasi yaitu siapa yang menghabiskan waktu lebih banyak menonton televisi mempunyai kemungkinan untuk memandang realitas dunia dalam cara yang mencerminkan pesan yang secara umum disampaikan oleh televisi, dibandingkan dengan mereka yang lebih sedikit menonton televisi, namun sebanding dalam hal karakteristik demografis yang penting. Dalam hal ini, televisi mampu mempengaruhi perilaku dan pola hidup masyarakat dengan intensitas menonton televisi.

Sumber : Klik disini